Saturday, October 18, 2008

Hukum Ruang Kosong 2

KEMAKMURAN: HUKUM RUANG KOSONG

Maaf adalah jawabannya

Banyak orang yang takut pada kata “maaf”, mengira bahwa itu berarti mereka harus melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan dan dramatis, tetapi kata itu sebenarnya hanyalah berarti “memberi”, untuk melepaskan gagasan, perasaan atau kondisi lama dan memberikan sesuatu yang lebih baik untuk menggantikannya. Proses “memberi” ini menciptakan ruang kosong dan menyediakan jalan bagi hal-hal baik yang baru agar bergegas masuk.

Setelah berbincang-bincang dengan ratusan orang tentang masalah mereka dan berkorespondensi dengan ratusan orang lainnya, saya temukan bahwa, tak pelak lagi, bila ada masalah yang membandel, itu disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk memaafkan. Lebih jauh saya dapati bahwa kalau saja seseorang yang punya masalah mau mulai melakukan tindakan memaafkan, semua masalah akan memberikan reaksi, diberkati dan akan segera muncul jalan keluar bagi pemecahan masalahnya.

Sebagai contoh, seorang wanita yang teramat kaya terlibat urusan hukum berkenaan dengan beberapa bangunan kantor almarhum suaminya, itu sungguh membuatnya malu, karena yang dituntutnya kepengadilan adalah bekas sahabat keluarganya, dalam keadaan tertekan, pada suatu malam dia menghadiri kelompok doa dan menumpahkan unek-uneknya kepada semua yang hadir. Dia heran, anggota kelompok doa itu tidak merasa prihatin sama sekali tentang masalahnya, mereka juga sama sekali tidak bersimpati padanya, mereka benar-benar membuatnya takjub ketika mereka mengatakan bahwa masalahnya akan bisa diatasinya kalau dia bersedia memaafkan pria yang dituntutnya ke pengadilan itu.

Terperanjat, dia menyahut, “memaafkan dia? saya hanya ingin Anda sekalian mendoakan saya agar saya menang dalam kasus di pengadilan nanti. Dia telah melakukan hal yang sangat buruk”. Tetapi kelompok doa itu tetap teguh dengan pendirian mereka, wanita kaya itu pergi dengan bersungut-sungut tetapi pada minggu berikutnya dia muncul kembali dan sekali lagi dia diyakinkan bahwa maaf bisa menyelesaikan semua masalah. Beberapa hari setelah itu dia mulai mempertimbangkan dengan serius perihal kekuatan memaafkan itu. Suatu hari, ketika dia sedang mengemudikan mobilnya, sambil memikirkan bekas sahabat keluarganya, yang pada saat ini sedang berperkara dengannya, dia berseru, ”Tuhan, secara manusiawi aku tidak bisa memaafkan orang ini, tapi kalau Tuhan bisa, saya mohon ampunilah dia melalui diriku”, tiba-tiba saja perasaan yang sangat damai memenuhi dirinya, lalu dia mengucapkan terima kasih dan menyingkirkan masalah itu dari benaknya.

Beberapa hari kemudian pria tadi datang ke kotanya dan singgah ke kantor pengacaranya. Pria itu minta melalui pengacaranya, apakah dia bisa bertemu secara langsung dengannya, segera pengacara itu menjawab; “saya pikir bisa saja, tetapi tidak akan ada manfaatnya bagi Anda, kalau Anda ingin melanjutkan kasus ini, maka Anda harus berurusan dengan saya sebagai pengacaranya.” Orang itu menyahut, “oh, saya tidak bermaksud mengunjunginya untuk membahas kasus pengadilan, saya ingin mengunjunginya hanya karena dulu kami pernah berteman dan saya amat menghormati almarhum suaminya. Saya ingin bertemu dengannya seperti di masa lalu dan membicarakan peristiwa masa lampau.” Maka dengan cara yang sangat bersahabat dia melaksanakan niatnya, dalam perbincangan, akhirnya masalah pengadilan itu muncul juga, secara damai mereka setuju menghentikan perkara di pengadilan dengan cara yang memuaskan semua pihak. Jadi dengan melepaskan semua gagasan, sikap dan pendapat tertentu, akan membuka jalan bagi pengalaman yang lebih menyenangkan.


Teknik memaafkan

Berikut ini adalah sebuah teknik memaafkan yang bisa menciptakan ruang kosong bagi hal baik apapun dalam hidup yang nampaknya Anda butuhkan saat ini: “Sediakan waktu setengah jam sehari dan dalam hati maafkan semua orang yang bertentangan Anda, atau barangkali Anda merasa tidak suka atau punya masalah dengan mereka, bila Anda menganggap seseorang tidak adil, bila Anda berdiskusi dengan kasar, bila Anda mengkritik atau menggosipkan orang lain, bila Anda berurusan secara hukum dengan orang lain, dalam hati minta maaflah kepada mereka, secara bawah sadar mereka akan menanggapi. Demikian juga kalau Anda menyalahkan diri sendiri karena gagal atau membuat kesalahan, maafkan diri Anda. Memaafkan akan membentuk ruang kosong yang akan membuka jalan bagi aliran kemakmuran dan sukses Anda. Dalam hati nyatakan pada orang lain:

“Cinta Tuhan yang penuh maaf telah membebaskan kita. Sekarang cinta Illahi membuahkan hasil yang sempurna dan di antara kita semuanya menjadi baik kembali. Aku memandang kamu dengan mata cinta dan aku bergembira atas sukses, kemakmuran dan kecukupanmu”.
Baik juga menyatakan bagi diri Anda sendiri :
“Aku dimaafkan dan dikuasai hanya oleh cinta Tuhan saja dan semuanya baik-baik saja.”
Suatu ketika saya berbicara dengan seorang wanita yang punya masalah besar dalam perkawinannya. Suaminya diambang kehilangan jabatan yang sangat bagus karena kebiasaannya minum dan karena ketidak stabilannya. Ketika saya usulkan kepadanya agar dia membuang gagasan buruk tentang suaminya dan membentuk ruang kosong agar hal yang lebih baik datang kepadanya dengan cara memaafkan, dia sendiri dengan mantap menyatakan, “tak ada alasan bagiku untuk menguji pemaafan, tak ada yang perlu dimaafkan, aku mencintai suamiku”.

Tetapi saya sarankan bahwa sejenis ruang kosong benar-benar perlu untuk segera dibentuk, bahwa dia sangat ingin terbebas dari demikian banyak situasi buruk; dan bahwa mungkin bukan suaminya yang perlu dimaafkan, tetapi bahwa kita semua perlu berlatih memberi maaf setiap hari, karena begitu banyaknya sikap negatif bawah sadar yang tersimpan dalam emosi kita, yang bahkan tidak kita sadari.

Dengan enggan, akhirnya dia setuju untuk menyediakan waktu setengah jam setiap harinya untuk berlatih memaafkan. Kemudian, dengan takjub dia menyatakan bahwa banyak orang yang sudah lama dia lupakan, pada saat itu muncul, dan pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu melayang-layang dalam ingatannya. Untuk semua itu dia menyatakan dalam kata-kata dan pikiran yang membebaskan, melepaskan dan memaafkan, demikian juga untuk dan berkenaan dengan kebiasaan suaminya saat ini, begitu dia merasa pulih dan terbebas dari demikian banyak sikap dan emosi yang lama, setengah terpendam, dan bernuansa permusuhan, kebiasaan minum suaminya berhenti. Dia mulai bekerja dengan sangat keras, dan keberhasilan yang sangat besar datang, bahkan sampai-sampai wanita tadi bisa berhenti bekerja dan mempersiapkan rumah yang indah bagi suaminya, rumah yang sudah demikian lama mereka dambakan. Itulah kekuatan memaafkan.


Membebaskan itu berdaya tarik

Apakah Anda terus terpengaruh oleh pikiran bagaimana berbagai situasi yang menyulitkan dalam hidup Anda dapat diperbaiki, bagiamana wujud dan bentuk jalan keluar yang harus diambil? Maka lepaskanlah, kendurkan dan bebaskan. Nyatakan pada situasi atau orang yang terkait:
“Saya bebaskan, lepaskan, lupakan dan serahkan pada Tuhan.”
Jangan takut melepaskan, tidak ada yang hilang melalui pembebasan spiritual, sebaliknya, keberhasilan Anda dan orang-orang terkait menjadi lebih bebas bergerak ke dalam kehidupan Anda, melalui pelepasan, kekuatan Anda menarik keberhasilan akan meningkat dengan cepat.
Perlu diingatkan disini tentang sikap terhadap hal-hal nyata yang Anda lepaskan. Suatu ketika saya seperti dituntun ke lemari pakaian untuk memberikan sebagian besar pakaian yang ada disitu kepada adik saya. Pakaian-pakaian itu benar-benar masih bagus tetapi saya sudah bosan, dan tidak ada pakaian-pakaian baru yang dapat segera muncul. Maka saya rasa dengan memberikan itu semua, saya telah memberikan jalan bagi pakaian-pakaian baru.

Setelah mengirimkan pakaian-pakaian itu pada adik saya, saya merasa bahagia dan penuh harap pada pakaian baru yang saya yakin akan segera terwujud. Tetapi setelah beberapa minggu, tak terjadi apapun, akhirnya saya sadari bahwa saya masih tetap terikat pada pakaian yang telah saya kirimkan, dan berpikir “kalau saja saya masih memiliki pakaian itu, saya akan mengenakannya hari ini.”

Maka perlu bagi saya untuk melepas ulang apa yang saya sangka telah saya lepaskan. Dalam hati, saya perhatikan satu persatu pakaian yang telah saya kirimkan dan dalam hati saya nyatakan pada setiap potong pakaian itu :
“Dengan sepenuh hati dan dengan rela aku melepaskan kamu, aku benar-benar melepaskanmu dan merelakanmu. Sejauh ini sepanjang menyangkut diriku, kamu telah memberi manfaat dan berada dalam lemari pakaianku dan sekarang aku tidak memerlukan kamu lagi, sekarang kamu berada di tempat yang tepat.”
Setelah itu, pakaian baru yang lebih indah muncul dengan cepat ke dalam lemariku!
Seolah-olah seperti ada sebuah “pengaruh daya tarik” sedang bekerja untukku. Seorang teman yang tidak tahu sedikitpun tentang lemari pakaianku yang kosong, tiba-tiba datang kepadaku dan berkata : “Aku punya sejumlah uang yang ingin kubagikan kepadamu, ketika tadi aku berdoa apa yang harus aku lakukan dengan uang ini, pikiran yang setiap kali muncul adalah untuk memberikannya kepadamu, mungkin untuk beberapa potong pakaian, pikiran itu terus saja muncul, maka itulah yang kulakukan.”

Itulah yang mengawali aliran benda yang kemudian datang kepadaku dari sana sini dan dan dari mana-mana. Beberapa artikel untuk majalah yang pernah aku tulis dan ditolak dan dengan ragu namun penuh harap kemudian aku revisi, beberapa minggu kemudian aku kirimkan kembali, sekarang diterima dan dibayar. Beberapa orang ketika mereka berbelanja melihat barang-barang tertentu dan berpikir : “Itu cocok untuk Catherine”. Mereka membelinya sebagai hadiah untukku. Dalam setiap hal, itu adalah pakaian yang secara mental saya bayangkan tergantung di lemariku. Seorang teman di kampung melakukan perjalanan, kami tidak pernah berkirim surat sehingga dia tidak mengetahui tentang lemari pakaianku yang kosong, meski demikian, kiriman paket berisi pakaian datang dari dia, itu adalah oleh-oleh dari perjalanannya melancong.

Beberapa saat kemudian dia berkirim surat, “Saya terus saja punya perasaan bahwa kamu dapat memanfaatkan berbagai jenis pakaian itu, dan bagaimanapun aku tidak dapat menahan untuk membelinya untukmu. Aku akan merasa sangat senang kalau kamu bisa memanfaatkannya”.

Saya memperoleh banyak pelajaran dari pengalaman ini, tidak satupun itu terjadi sampai dengan bebas saya membebaskan semua pakaian yang saya kirim ke adik saya. Pemberian yang tidak secara lapang dada direlakan setelah diberikan, sama sekali bukanlah pemberian. Jangan dirisaukan, tetapi bila Anda memberi, pastikan bahwa dengan murah hati dan rela Anda lepaskan semua yang Anda berikan, kalau tidak, tidak ada kebaikan yang dilakukan; tidak ada ruang kosong yang dibentuk.

----------

0 comments:

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template